Kumpulan Doa Umroh SESUAI SUNNAH RASULULLAH SAW


1. Apabila Telah Sampai Di Miqot, Membaca Niat Umrah
لَبيْكَ اللَّهُمَّ عُمْرَةً
LABBAIKA ALLOOHUMMA ‘UMROTAN
“Kusambut panggilanMu Ya Allah untuk berumrah”.
Untuk Jamaah Umrah dari Indonesia, maka Ihlal Umrahnya di atas pesawat saat tepat berada di Qornul Manazil, kurang lebih 15 menit sebelum mendarat di jeddah
2. Membaca Talbiyah Berulang-Ulang Sampai Thawaf
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ  لَبَّيْكَ لاَشَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ
إِنَّ اْلحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَاْلمُلْكَ لاَشَرِيْكَ لَكَ
LABBAIKA ALLOHUMMA LABBAIK. LABBAIKA LAA SYARIIKA LAKA LABBAIK
INNAL HAMDA WANNI’MATA LAKA WALMULK LAA SYARIIKA LAK
“Kusambut panggilanMu Ya Allah, tiada sekutu bagiMu, kusambut panggilan-Mu, sesungguhnya segala puji, segala ni’mat dan kekuasaan hanyalah bagiMu, tiada sekutu bagiMu”.
3. Doa Ketika Melihat Ka’bah
اَللَّهُمَّ زِدْ هذَا اْلبَيْتَ تَشْرِيْفًا وَتَعْظِيْمًا وَتَـكْرِيمًا وَمَهَابَةً.
وَزِدْ مَنْ شَرَّفَهُ وَكَرَّمَهُ ِممَّنْ حَجَّهُ أَوِاعْتَمَرَهُ
تَشْرِيْفًا وَتَعْظِيْمًا وَتَكْرِيمْا وَبِرًّا.
ALLOOHUMMA ZID HAADZAL BAITA TASYRIIFAN WA TA’ZHIIMAN
WA TAKRIIMAN WA MAHAABATAN
WA ZID MAN SYARROFAHU  WA KARROMAHU MIMMAN HAJJAHU
AWI’ TAMAROHU TASYRIIFAN WA TA’ZHIIMAN WATAKRIIMAN WABIRRON
“Ya Allah tambahkanlah ke Baitullah ini kemuliaan, keagungan, keunggulan, dan kehebatan, tambahkan pula kepada orang yang memuliakannya dari kalangan yang berhaji atau umrah, kehormatan, keagungan, kemulian, dan kebaikan baginya”.
Atau
اَللَّهُمَّ أَنـْتَ السَّلاَمُ  وَمِنْكَ السَّلاَم ُ فَحَيِّنَا
رَبـَّنَا بِالسَّلاَم ِ وَأَدْخِلْنَا اْلجَنَّةَ دَارَ السَّلاَمِ
ALLOOHUMMA ANTASSALAAM, WA MINKAS SALAAM, FAHAYYINAA ROBBANAA BISSALAAM
WA  ADKHILNAL JANNATA DAAROSSALAAM
“Ya Allah, Engkaulah Maha Penyelamat, dari engkaulah segala keselamatan, hidupkanlah kami ya Robb dengan penuh keselamatan dan masukanlah kami ke dalam surga (sebagai negeri) keselamatan”. 
4. Thawaf Mengelilingi Ka’bah
A. Thawaf dimulai dari lampu hijau yang lurus dengan Hajar Aswad.
Ketika melewati lampu tersebut, sambil menghadap Hajar Aswad dan berisyarat dengan tangan kanan serta membaca:
بِسْمِ اللهِ اَللهُ أَكْبَرُ
BISMILLAAHI ALLOOHU AKBAR
“Dengan menyebut nama Allah, Allah Yang Maha Besar”. 
Lakukan dengan cara:
Mengusapnya dengan tangan kanan dan menciumnya. Jika tidak memungkinkan untuk menciumnya, maka cukup dengan mengusapnya, lalu mencium tangan yang mengusap hajar Aswad. Jika tidak memungkinkan untuk mengusapnya, maka cukup dengan memberi isyarat kepadanya dengan tangan, namun tidak mencium tangan yang memberi isyarat. Ini dilakukan pada setiap putaran thawaf.
Setelah itu menghadap ke kanan sehingga Ka’bah berada di sebelah kiri kita, dan mulailah thawaf mengelilingi Ka’bah.
B. Di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad, membaca do’a:
رَبَّنَا اتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً  وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
ROBBANAA AATINA FIDDUNYAA HASANAH WA FIL AAKHIROTI HASANAH
WA QINAA ADZAA BANNAAR
“Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan jauhkanlah kami dari siksaan api neraka”.
Disunnahkan pula mengusap Rukun Yamani pada setiap putaran thawaf. Namun             tidak dianjurkan mencium rukun Yamani. Dan apabila tidak memungkinkan untuk    mengusapnya, maka tidak perlu memberi isyarat dengan tangan.
C. Tatkala berada di antara hajar aswad dan lampu hijau, palingkan wajah ke Hajar Aswad & berisyarat dengan tangan sambil membaca:
بِسْمِ اللهِ  اَللهُ أَكْبَرُ
BISMILLAAHI ALLOHU AKBAR
“Dengan menyebut nama Allah, Allah Yang Maha Besar”.
D. Ulangi point A  s.d. point D sebanyak 7 kali.
Tidak ada dzikir atau bacaan tertentu pada waktu thawaf, selain yang disebutkan pada no. 12. Dan seseorang yang thawaf boleh membaca Al Qur’an atau do’a dan         dzikir yang ia suka.
CATATAN:
  • Multazam letaknya antara Hajar Aswad dan Pintu Kabah
  • Hijir Ismail letaknya antara Rukun Iraqi dan Rukun Shami
5. Setelah Thawaf Langsung Menuju Maqam Ibrahim Sambil Membaca:
وَاتَّخِذُوْا مِنْ مَقَامِ  إِبْرَاهِيْمَ مُصَلًّى
WATTAKHIDZUU MIN MAQOOMI IBROOHIIMA MUSHOLLA
“Dan jadikanlah sebagian Maqam Ibrahim sebagai tempat sholat”.
6. Sholat 2 Raka’at Di Depan Maqom Ibrohim
Setelah membaca Surat Al Fatihah membaca:
a.     Rakaat Pertama   : QS. Al Kafirun
b.     Rakaat Kedua      : QS. Al Ikhlas
7. Doa Ketika Sa’i
A. Naik ke bukit shafa melalui “Baabus Shafa” sambil membaca:
 إِنَّ الصَّفَّا وَاْلمَرْوَةَ مِنْ شَعَآئِرِ اللهِ ،أَبْدَأُ بِمَا بَدَأَ اللهُ بِهِ
INNASH SHOFAA WAL MARWATA MIN SYA’AAIRILLAH,
ABDA-U BIMAA BADA-ALLOOHU BIHI
“Sesungguhnya Shafa dan Marwah itu merupakan bagian dari syiar Allah. Aku memulai Sa’i dengan apa yang didahulukan oleh Allah.”
B. Tiba di Shafa mengangkat kedua tangan dan  menghadap ka’bah (kita menghadap Marwah, lalu putar badan kekiri 45 derajat), sambil membaca do’a:
اَللهُ أَكْبَرُ – اَللهُ أَكْبَرُ-  اَللهُ أَكْبَرُ
لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَه
لَه اْلمُلْكُ وَلَه اْلحَمْدُ وَهُوَ  عَلى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ  .
لآاِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ   أَ نْجَزَ وَعْدَه
ونَصَرَ عَبْدَه  وَهَزَمَ اْلأَحْزَابَ وَحْدَه.
ALLOHU AKBAR (3x) LAA ILAAHA ILLALLOHU WAHDAHU LAA SYARIIKALAH,
LAHUL MULKU WALAHUL HAMDU WAHUWA ’ALAA KULLI SYAI’IN QODIIR.
LAA ILAAHA ILLALLOHU WAHDAH, ANJAZA WA’DAH, WANASHORO ’ABDAH,
WAHAZAMAL AHZAABA WAHDAH
“Allah maha Besar (3x).
Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, Tiada sekutu bagiNya,
milikNya segala kekuasaan, Segala puji bagiNya,
Dialah Yang Maha Kuasa atas segalanya,
Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, Dia memenuhi janjiNya,
Dia yang menolong hambaNya,
Dia sendiri yang mengalahkan musuhNya”.
(Kemudian boleh dilanjutkan dengan doa apa saja yang diinginkan)
ini dilakukan sampai 3 kali
C. Dari Shafa menuju Marwah dan melakukan seperti apa yang dilakukan di bukit Shafa (kita menghadap Shafa lalu putar badan kekanan 20 derajat sambil berdoa dengan doa yang sama)
Ketika sa’i, tidak ada dzikir-dzikir tertentu, maka boleh berdzikir, berdo’a, atau membaca bacaan-bacaan yang dikehendaki.
8. Tahalul
  1. Bagi wanita , cukup dengan memotong rambutnya sepanjang satu ruas jari.
  2. Bagi pria, memendekkan seluruh rambut kepala atau mencukur gundul, dan yang mencukur gundul itulah yang lebih afdhal
Setelah memotong atau mencukur rambut, maka berakhirlah ibadah umrah dan Anda telah dibolehkan untuk mengerjakan hal-hal yang tadinya dilarang ketika dalam keadaan ihram.
Hijr Ismail
Sebelah utara Ka’bah yang dibatasi tembok berbentuk setengah lingkaran itulah yang disebut Hijr Ismail atau tempat tinggal Nabi Ismail tinggal semasa hidupnya dan kemudian menjadi kuburan beliau dan juga ibunya.


Ketika suku Quraisy memugar Ka’bah (606 M.), mereka kehabisan dana yang halal untuk dapat membangun seukuran Ka’bah yang asli, kemudian mereka mengurangi panjang tembok sisi barat dan sisi timur di bagian utara kurang lebih 3 meter sehingga luas Hijr Ismail bertambah. Sebagian Hijr Ismail adalah termasuk Ka’bah, maka orang yang melakukan thawaf harus mengitari Ka’bah ditambah dengan Hijr Ismail, dan tidak sah apabila orang yang mengelilingi Ka’bah melewati gang antara Hijr Ismail dengan Ka’bah.
Related Posts